Don't Show Again Yes, I would!

Disengat Puluhan Lebah, Hidup Wanita Ini Justru Diselamatkan

Ilustrasi Lebah

Kosmopolitan.id, Internasional — Tulisan ini diadaptasi dan dialihbahasakan dari kisah Imad Abbas, ditulis ulang oleh Sucipto Hadi S, serta diperiksa ulang melalui sejumlah literatur terkait bee venom therapy dan Lyme disease.

Kisah nyata dari Ellie Lobel, seorang perempuan cerdas dan ceria asal Amerika Serikat, menjadi bukti bahwa harapan bisa datang dari arah yang tak terduga.

Apa yang awalnya dianggap sebagai akhir hidupnya justru menjadi titik balik yang luar biasa—berawal dari gigitan kutu, dan berakhir pada sengatan lebah yang menyelamatkan nyawanya.

Semua bermula ketika Ellie berjalan-jalan di alam bebas. Sebuah gigitan kutu kecil di kakinya semula tidak ia anggap serius.

Ia hanya mengoleskan krim dan melanjutkan aktivitasnya seperti biasa. Namun beberapa minggu setelahnya, tubuh Ellie mulai menunjukkan gejala mirip flu.

Badan lemas, demam ringan, nyeri otot, tapi semuanya hilang dalam dua minggu. Ia mengira tubuhnya sudah pulih.Sayangnya, kenyataan tak sebaik harapannya. Beberapa bulan setelah itu, kondisi Ellie menurun drastis.

Ia mengalami nyeri sendi, pembengkakan, sulit berbicara, bahkan makan pun jadi hal yang menyakitkan.

Selama bertahun-tahun, puluhan dokter mencoba mendiagnosis penyakitnya. Tapi hasilnya nihil. Ia sempat divonis mengidap penyakit autoimun, namun pengobatan tak membuahkan hasil.

Barulah kemudian diketahui, Ellie mengidap penyakit Lyme, infeksi serius yang ditularkan lewat gigitan kutu. Penyakit ini telah menjalar ke sistem saraf dan otaknya.

Ellie kehilangan sebagian besar fungsi tubuhnya. Ia merasa seperti terpenjara dalam tubuh yang perlahan lumpuh. Di usia 27 hingga 42 tahun, hidupnya nyaris habis hanya untuk bertahan di tempat tidur.Akhirnya Ellie menyerah.

Ia menghentikan semua pengobatan dan bersiap menghadapi ajal. Dokter bahkan memperkirakan usianya hanya tersisa 90 hari.

Dalam masa penantiannya, ia hanya meminta satu hal: menikmati cahaya matahari dan suara alam untuk terakhir kalinya.

Permintaan itu dikabulkan. Ellie dibawa keluar rumah, duduk di kursi roda, meresapi hangat matahari. Namun tak disangka, kawanan lebah datang dan menyengat tubuhnya puluhan kali.

Ia langsung dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis. Jantungnya sempat berhenti.Namun keajaiban terjadi. Dua hari kemudian, Ellie sadar dari koma. Anehnya, rasa sakitnya menghilang.

Ia bisa berdiri dan berjalan dalam waktu singkat. Kondisi tubuhnya membaik drastis, membuat dokter terheran-heran.Rupanya, melittin, racun dalam sengatan lebah, memiliki efek antibakteri kuat terhadap Borrelia burgdorferi yaitu bakteri penyebab Lyme.

Sengatan lebah memberi semacam “reset” pada sistem imun tubuh Ellie, yang selama ini lumpuh oleh penyakit. Dalam waktu singkat, tubuhnya kembali pulih setelah 15 tahun menderita.

Kini, Ellie berbagi kisahnya dan mulai mendalami bee venom therapy, terapi sengat lebah yang kini tengah diteliti manfaat medisnya.

Ia mengingatkan, terapi ini bukan untuk dicoba sembarangan, terutama bagi yang alergi. Namun ia ingin semua orang tahu: harapan selalu ada, bahkan ketika segala jalan telah tertutup.

Kisah Ellie bukan hanya tentang penyembuhan. Tapi tentang iman, ketekunan, dan mukjizat yang kadang datang dari arah yang tak terduga. Seperti kata Ellie, “Aku pikir hidupku berakhir. Ternyata, itu baru dimulai.” (Redaksi)

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Space Iklan Disewakan