Kosmopolitan.id, Samarinda — Proses evaluasi Jembatan Mahakam I terus bergulir, dengan uji beban kembali dilakukan pada Selasa (4/3/2025). Meski sebelumnya dinyatakan aman pasca-insiden tertabrak kapal tongkang, pengujian ini menjadi bagian dari langkah antisipatif untuk memastikan ketahanan serta kelayakan struktur jembatan dalam jangka panjang.
Kegiatan tersebut melibatkan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kalimantan Timur dan Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) Kementerian PU. Kepala Satuan Kerja BBPJN Kaltim, Hendro Satrio, mengungkapkan bahwa fokus utama kali ini adalah menguji respons jembatan terhadap beban dinamis, termasuk pengukuran geometrik bangunan atas.
Salah satu metode yang diterapkan adalah pengujian kejut, di mana truk dinaikkan ke platform landai lalu dijatuhkan untuk memicu getaran. “Getaran ini kemudian menjadi data evaluasi guna mengetahui bagaimana jembatan merespons tekanan mendadak,” jelas Hendro, dikutip dari Selasar.co.
Proses uji beban dilakukan di dua titik strategis, yaitu pada rentang 100 meter dan 60 meter jembatan. Evaluasi ini diharapkan tidak hanya memetakan kekuatan terkini struktur jembatan, tetapi juga menjadi dasar dalam menentukan langkah teknis berikutnya, termasuk perbaikan maupun penguatan konstruksi.
Di luar pengujian tersebut, BBPJN Kaltim juga tengah memprioritaskan perlindungan jembatan dari potensi kerusakan di masa depan. Selain membangun fender baru sebagai pengganti pelindung yang rusak akibat tabrakan kapal tongkang, mereka juga berencana melapisi struktur jembatan dengan Fiber Reinforced Polymer (FRP).
“Pelapisan FRP bertujuan mencegah korosi akibat paparan air sungai, agar ketahanan jembatan bisa lebih terjaga,” pungkas Hendro.
Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa evaluasi Jembatan Mahakam I tak hanya berfokus pada insiden yang telah terjadi, melainkan juga mengedepankan mitigasi risiko demi keamanan pengguna jalan. (Redaksi)