Kosmopolitan.id, Samarinda – Sebuah komunitas baca, Samarinda Book Party terus berkembang. Komunitas yang baru terbentuk pada pada Maret lalu. Tempat para pembaca buku berkumpul untuk diskusi dan berbagi bacaan.
Setelah berjalan selama beberapa bulan. Komunitas Samarinda Book Party akhirnya menggelar pertemuan ke-10 pada Minggu, 9 Juni 2024 lalu di Rumah Adat dan Budaya Daerah Kota Samarinda.
Samarinda Book Party sendiri merupakan cabang dari Indonesia Book Party yang berpusat di Jakarta. Yang juga sempat viral di media sosial pada akhir tahun 2023 lalu. Mem-FOMO-kan kegemaran membaca buku.
Koordinator Samarinda Book Party Abdul Rahman mengaku bersyukur bahwa komunitasnya sudah sampai pada pertemuan ke-10. Meski ini masih awal dan angka yang sedikit, namun menunjukkan proses.
“Yang paling terasa adalah kebersamaanya. Jadi sebagai manusia, kita sadar kalau kita punya satu kesamaan. Dan kesamaannya suka sama buku. Kumpul dengan kesukaan yang sama,” jelasnya belum lama ini.
Rahman melihat kian hari, komunitasnya terus berkembang. Keanggotaan di WhatsApp Group semakin bertambah. Peserta yang hadir juga bertambah. Relasi makin meluas, dan semakin dikenal luas warga Kota Samarinda.
Bagi Rahman, antusiasme para pembaca di Samarinda cukup besar. Mulai dari kalangan muda, mahasiswa, anak sekolah, hingga perantauan, semuanya bak punya rumah, di Samarinda Book Party.
Untuk bisa terus bertahan, Rahman menyebut melakukan beberapa strategi. Seperti membangun relasi dan kolaborasi dengan berbagai komunitas juga kegiatan selingan lainnya seperti talkshow. Agar tidak bosan.
“Rencananya juga pengin datangin narsum nasional, dari penulis. Sesekali bikin event lebih besar. Tapi masih direncanakan.”
Selama berjalan menghadirkan ruang diskusi, Rahman menyebut cuaca dan tempat jadi kendala utama. Cuaca yang tidak menentu, ditambah minimnya RTH di Samarinda masih jadi PR besar.
Mengingat Samarinda Book Party berkegiatan dengan konsep ala-ala piknik. Sehingga perlu RTH yang asri dan nyaman. Tempat yang selalu berganti, juga agar memberikan suasana baru dalam kegiatan membaca buku.
Meski begitu Rahman senang dengan segala proses yang telah dilalui komunitasnya. Apalagi terbuka bagi semua kalangan. Tak hanya generasi muda, generasi yang lebih tua pun boleh gabung. Sangat terbuka.
“Semoga para pembaca buku tidak bosan untuk diskusi di sini, kita terbuka sekali untuk book party dan jangan minder untuk kalangan usia muda dan tua kita terbuka.”
“Justru yang kami butuhkan masukan dan diskusi lintas generasi. Jadi book party kita makin berisi dan makin banyak referensi. Tetaplah haus akan wawasan,” pungkasnya. (Redaksi)