Don't Show Again Yes, I would!

Turap Dibangun di Ruhui Rahayu, Warga Diharap Bersabar Demi Pengendalian Banjir

Dinas PUPR Samarinda tengah mempersiapan pembangunan turap di pinggiran Sungai Karang Mumus, tepatnya di segmen samping Jembatan Ruhui Rahayu. (Foto: Susilo)

Kosmopolitan.id, Samarinda – Upaya mengatasi persoalan banjir di Kota Samarinda kembali dilanjutkan lewat pembangunan turap di sisi Sungai Karang Mumus (SKM), tepatnya di kawasan samping Jembatan Ruhui Rahayu, Kelurahan Temindung Permai.

Proyek ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang pemerintah kota dalam mengembalikan fungsi sungai sebagai jalur air utama yang sehat dan terkendali.

Kondisi menyempitnya aliran sungai akibat pemukiman di bantaran SKM selama bertahun-tahun, ditambah sedimentasi yang terus menumpuk, membuat intervensi fisik seperti penurapan menjadi langkah penting.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda ditunjuk untuk mengeksekusi pembangunan tersebut, dengan anggaran sebesar Rp 6,65 miliar yang bersumber dari APBD murni.

“Tujuan utama kegiatan ini adalah mengurangi potensi banjir di kawasan padat permukiman. Untuk itu, kami mohon dukungan dan pengertian dari masyarakat sekitar,” jelas Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Segmen Ruhui Rahayu, Dedy Sumbawardana, Senin (30/6/2025).

Pekerjaan fisik berupa pembangunan turap ini mencakup panjang 15 meter, tinggi sekitar 2 meter dan kedalaman konstruksi mencapai 13 meter. Sebelum masuk ke tahap inti, tim terlebih dahulu membuat jalur alat berat dari sisi jembatan dengan panjang 84 meter menggunakan timbunan tanah.

Namun selama pelaksanaan, sejumlah gang di sekitar lokasi terdampak dan tidak bisa dilalui seperti biasa. Warga pun diarahkan untuk menggunakan akses alternatif melalui Jalan Belatuk 1. “Kami menyadari ini cukup mengganggu aktivitas harian warga, tapi ini bagian dari tahapan penting. Semoga bisa dimaklumi karena manfaat jangka panjangnya sangat besar,” kata Dedy.

Proyek ini dijadwalkan selesai dalam 150 hari kalender, terhitung sejak 13 Juni hingga 9 November 2025. Sebelumnya, proses relokasi warga di sekitar lokasi pembangunan juga sudah dilakukan oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim), termasuk pemberian dana kerohiman bagi mereka yang terdampak langsung.

Dengan kembalinya fungsi SKM sebagai saluran air yang optimal, kawasan sekitar Ruhui Rahayu diharapkan bisa lebih aman dari risiko genangan maupun banjir musiman. Pembangunan ini menjadi salah satu dari rangkaian upaya penataan sungai yang selama ini menjadi nadi kota. (Redaksi)

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Space Iklan Disewakan